Materi Shalat Fardhu

 Shalat Fardhu

A. Pengertian Shalat Fardhu

Shalat fardhu adalah ibadah wajib yang telah ditetapkan oleh Allah SWT kepada setiap Muslim yang baligh dan berakal. Shalat ini merupakan salah satu dari rukun Islam yang lima, dan menjadi tiang agama. Shalat fardhu dilaksanakan lima kali dalam sehari semalam, pada waktu-waktu tertentu yang telah ditetapkan. Dalil kewajiban shalat itu sendiri sudah tertera jelas didalam Al-Quran surat An-Nisa ayat 103 yang berbunyi:

فَاِذَا قَضَيۡتُمُ الصَّلٰوةَ فَاذۡكُرُوا اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوۡدًا وَّعَلٰى جُنُوۡبِكُمۡ ۚؕ فَاِذَا اطۡمَاۡنَنۡتُمۡ فَاَقِيۡمُوا الصَّلٰوةَ​ ۚ اِنَّ الصَّلٰوةَ كَانَتۡ عَلَى الۡمُؤۡمِنِيۡنَ كِتٰبًا مَّوۡقُوۡتًا‏ ١٠٣

fa idza qadlaitumush-shalata fadzkurullaha qiyamaw wa qu‘udaw wa ‘ala junubikum, fa idzathma'nantum fa aqimush-shalah, innash-shalata kanat ‘alal-mu'minina kitabam mauquta. Apabila kamu telah menyelesaikan salat, berzikirlah kepada Allah (mengingat dan menyebut-Nya), baik ketika kamu berdiri, duduk, maupun berbaring. Apabila kamu telah merasa aman, laksanakanlah salat itu (dengan sempurna). Sesungguhnya salat itu merupakan kewajiban yang waktunya telah ditentukan atas orang-orang mukmin.
(QS. An-Nisa: 103)

B. Macam-Macam Shalat Fardhu

Berikut ini lima waktu shalat fardlu beserta jumlah rakaatnya:

1. Shubuh: 2 rakaat – waktu pelaksanaan dari terbit fajar hingga sebelum terbit matahari.

2. Dzuhur: 4 rakaat – waktu pelaksanaan setelah matahari tergelincir hingga bayangan suatu benda sama panjangnya.

3. Ashar: 4 rakaat – waktu pelaksanaan setelah Dzuhur hingga menjelang matahari terbenam.

4. Maghrib: 3 rakaat – waktu pelaksanaan setelah matahari terbenam hingga hilang mega merah di langit.

5. Isya: 4 rakaat – waktu pelaksanaan setelah Maghrib hingga menjelang fajar.

C. Syarat Sah Shalat

Agar shalat seseorang dianggap sah, harus memenuhi syarat-syarat berikut:

1. Suci dari hadas dan najis, baik badan, pakaian, maupun tempat shalat.

2. Menutup aurat, (aurat laki-laki: antara pusar dan lutut; aurat perempuan: seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan) 

3. Masuk waktu shalat, tidak boleh mendirikan shalat sebelum waktunya tiba.

4. Menghadap kiblat Arah Ka'bah di Makkah.

5. Niat dalam hati untuk melaksanakan shalat tertentu karena Allah.

D. Tata Cara Mengerjakan Shalat Fardhu

1. Niat.

Niat ikhlas untuk shalat fardlu karena Allah Swt semata. Niat tidak perlu diucapkan, cukup dalam hati, karena hakekat niat adalah menyengaja (al-qashdu) melakukan suatu perbuatan. Oleh karena itu siapapun yang menyengaja melakukan suatu perbuatan, maka sebenarnya ia telah berniat.

2. Berdiri menghadap kiblat.

Jika tidak mampu berdiri maka duduk atau berbaring.

3. Bertakbir.

Takbir untuk mengawali shalat disebut takbiratul ihram, karena setelah takbir tidak diperkenankan melakukan perbuatan selain yang dituntunkan dalam shalat. Cara takbiratul ihram adalah:
a. Mengangkat kedua tangan sejajar dengan telinga dan sejurus dengan bahu, sambil bertakbir: "Allahu Akbar."
b. Meletakkan tangan kanan di atas punggung telapak tangan kiri, pergelangan dan lengan diletakkan dan dikencangkan di atas dada.
c. Pandangan muka ke arah tempat sujud.
d. Diteruskan membaca doa iftitah:

اللَّهُمَّ بَاعِدْ بَيْنِي وَبَيْنَ خَطَايَايَ كَمَا بَاعَدْتَ بَيْنَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ اللَّهُمَّ نَقْنِي مِنَ الْخَطَايَا كَمَا يُنَقَّى القَوْبُ الْأَبْيَضُ مِنَ الدَّنَسِ اللَّهُمَّ اغْسِلْ خَطَايَايَ بِالْمَاءِ وَالثَّلْجِ وَالْبَرَدِ.

"Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dengan kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara Timur dan Barat. Ya Allah, bersihkanlah diriku dari segala kesalahan sebagaimana bersihnya kain yang putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah segala kesalahanku dengan air, salju dan embun." (Hadits Riwayat Jamaah, kecuali Tirmidzi, dari Abu Hurairah).

4. Membaca Surat Al-Fatihah

a. Sebelum membaca Surat Al-Fatihah, terlebih dahulu memohon perlindungan Allah dengan membaca ta'awwudz tanpa dikeraskan, lalu membaca basmalah. Dalam membaca basmalah boleh dikeraskan (jahr) boleh dilirihkan (sirr), namun Nabi Muhammad Saw lebih sering melirihkan bacaan basmalah.
b. Setelah membaca Al-Fatihah langsung membaca Aamiin.
C Diteruskan membaca surat/kelompok ayat dalam Al-Qur'an tanpa mengeraskan basmalah sebelum membaca surat/kelompok ayat.

5. Ruku

a. Angkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram sambil bertakbir: "Allahu Akbar.
b. Saat ruku posisi punggung sejajar dengan leher. Posisi kedua telapak tangan saat ruku ada pada kedua lutut, telapak tangan menggenggam lutut, sehingga sudut ruku' diperkirakan 90 derajat bujur sangkar.
c. Saat ruku membaca doa:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي

"Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan memuji Engkau ya Allah ampunilah aku" (Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, dari 'Aisyah).

6. I'tidal

a. Berdiri tegak dari ruku' dengan sempurna dan tenang (thuma'ninah) seraya mengangkat kedua tangan seperti saat takbiratul ihram seraya membaca:

سَمِعَ اللَّهُ لِمَنْ حَمِدَهُ

"Maha Mendengar pada siapa saja yang memuji-Nya." (Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, dari Ibnu Umar).
b. Setelah berdiri tegak, tangan lurus kembali sejajar dengan badan dan membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الْحَمْدُ

"Ya Tuhan kami, bagi-Mulah segala pujian." (Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, dari Ibnu Umar).
Atau membaca:

رَبَّنَا وَلَكَ الحَمْدُ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ

"Ya Tuhan karni, bagi-Mulah segala pujian, pujian yang banyak lagi baik, yang penuh berkah di dalamnya." (Hadits Riwayat Bukhari, Nasa'i, Abu Dawud, Ahmad, Malik).

7. Sujud

Tata cara sujud adalah:
a. Bertakbir untuk sujud tanpa mengangkat tangan dengan meletakkan kedua lutut terlebih dahulu ke lantai/tanah, lalu kedua telapak tangan, kemudian wajah (dahi dan hidung).
b. Saat sujud hendaknya meletakkan kedua telapak tangan sejajar dengan telinga, wajah diletakkan di antara kedua telapak tangan, kedua telapak kaki ditegakkan dan jari-jarinya dirapatkan serta dihadapkan ke kiblat, merenggangkan tangan dengan mengangkat kedua siku, lalu berdoa:

سُبْحَانَكَ اللَّهُمَّ رَبَّنَا وَبِحَمْدِكَ اللَّهُمَّ اغْفِرْلِي

"Maha Suci Engkau Ya Allah Tuhan kami dan dengan memuji Engkau ya Allah ampunilah aku." (Hadits Riwayat Muttafaq 'alaih, dari 'Aisyah).

8. Duduk di antara dua sujud 

Mengangkat kepala dari sujud seraya bertakbir, lalu duduk iftirasy yakni duduk di atas bentangan kaki kiri, sementara kaki kanan ditegakkan dengan jari kaki kanan menghadap ke kiblat.
Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, lalu membaca doa:

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِي وَارْحَمْنِي وَاجْبُرْنِي وَاهْدِنِي وَارْزُقْنى

"Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku, tunjukilah aku, dan berilah rizki kepadaku" (Hadits Riwayat Tirmidzi, Abu Dawud dan Ibnu Majah dari Ibnu Abbas).

9. Sujud yang kedua

Tata caranya sama halnya dengan melakukan sujud yang pertama.

10. Melakukan gerakan dan bacaan shalat fardlu pada rakaat yang kedua

a. Posisi berdiri, gerakan dan bacaan pada rakaat kedua mulai dari membaca Al-Fatihah sampai dengan sujud kedua sama dengan rakaat pertama.
b. Perbedaannya pada rakaat kedua tidak membaca iftitah.

11. Duduk tasyahud awal

a. Melakukan duduk tasyahud awal yang gerakannya seperti duduk di antara dua sujud (iftirasy).
b. Meletakkan kedua telapak tangan di atas kedua lutut, lalu mengacungkan jari telunjuk tangan.
c. Membaca doa tasyahhud/tahiyyat.

التَحِيَّاتُ لِلَّهِ وَالصَّلَوَاتُ وَالطَّيِّبَاتُ السَّلَامُ عَلَيْكَ أَيُّهَا النَّبِيُّ وَرَحْمَةُ الله وَبَرَكَاتُهُ السَّلَامُ عَلَيْنَا وَعَلَى عِبَادِ اللَّهِ الصَّالِحِينَ. أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَأَشْهَدُ أَنْ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.

"Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah kepunyaan Allah, semoga keselamatan bagi engkau, ya Nabi Muhammad, beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad itu hamba Allah dan utusan-Nya." (Hadits Riwayat Jamaah, dari Ibnu Mas'ud dan Salman Al-Farisi).
d. Langsung membaca doa untuk Nabi saw (shalawat):

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَآلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.

"Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan keluarganya, sebagaimana Engkau telah limpahkan kepada ibrahim dan keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Engkau telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha Terpuji dan Maha Mulia" (Hadits Riwayat Jamaah, dari Ka'ab bin Ujrah).

12. Melakukan gerakan dan bacaan pada rakaat ketiga dan keempat.

a. Berdiri untuk rakaat yang ketiga apabila sedang mengerjakan shalat tiga atau empat rakaat, dengan bertakbir mengangkat tangan seperti takbiratul ihram.
b. Pada rakaat ketiga dan keempat hanya membaca Al-Fatihah saja, tidak membaca iftitah dan surat/ayat Al-Qur'an. Sebelum membaca Al-Fatihah diawali dengan membaca ta'awudz dan basmalah.
C Melakukan gerakan dan membaca bacaan mulai ruku sampai sujud kedua sama seperti pada rakaat pertama dan kedua.

13. Duduk tasyahud akhir

a. Pada rakaat terakhir, setelah sujud kedua melakukan duduk tawarruk yakni duduk dengan posisi memasukkan (memajukan) kaki kiri di bawah kaki kanan dan menegakkan telapak kaki kanan serta menghadapkan ujung jari-jari ke arah kiblat, pangkal paha atas (pantat) yang kiri duduk bertumpu pada lantai.
b. Kemudian membaca doa tasyahud dan shalawat seperti pada tasyahud awwal.
c. Setelah itu berdoa mohon perlindungan kepada Allah:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُبِكَ مِنْ عَذَابِ جَهَنَّمَ، وَمِنْ عَذَابٍ الْقَبْرِ، وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ، وَمِنْ شَرِّ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ

"Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya fitnah Dajjal (pengembara yang dusta." (Hadits Riwayat Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad, dari Abu Hurairah).

14. Salam

Memalingkan wajah ke kanan kemudian ke kiri sampai pipi terlihat dari belakang, seraya membaca doa (baik ketika menghadap ke kanan maupun kiri):

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ

"Semoga keselamatan dan rahmat Allah kepadamu." (Hadits Riwayat Muslim, Tirmidzi, Abu Dawud, Nasa'i, Ibnu Majah, Ahmad).

E. Hal-Hal yang Membatalkan Shalat

Shalat menjadi batal apabila seseorang melakukan hal-hal berikut:
1. Berbicara dengan sengaja selain bacaan shalat.
2. Makan atau minum meskipun sedikit.
3. Bergerak banyak tanpa keperluan, misalnya berjalan atau memainkan tangan secara terus-menerus.
4. Tertawa terbahak-bahak saat shalat.
5. Terkena hadas (keluar angin, air seni, atau lainnya) saat shalat.


Semoga membantu
Sekian dan Terima kasih

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Materi Thaharah Kelas 10

Materi Adzan dan Iqamah Kelas 10